Kimia Days : Praktikum Es krim sebagai Penerapan Koloid


LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KIMIA
Praktikum
Pembuatan Es Krim Jus Buah Naga

Guru Mata Pelajaran : Dessy Darmiya,S.Pd

A.    Tujuan Praktikum
Peserta Didik mampu membuat es krim yang merupakan contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Dasar Teori



Gb 1
Es Krim

Es Krim ialah salah satu makanan beku yang berasal dari produk sapi perah yang sangat digemari masyarakat. Es Krim merupakan satu contoh koloid yang sering ditemukan pada kehidupan sehari-hari.  Es Krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan tekstur lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak. (Kurniawan,Kelvin & Anggi Noviar S.2013)
Bahan utama dari es krim adalah lemak (susu), gula, padatan non-lemak dari susu (termasuk laktosa) dan air. Sebagai tambahan, pada produk komersil diberi emulsifier, stabiliser, pewarna, dan perasa. Pewarna dan perasa bisanya bervariasi tergantung pada selera pasar. Jika ingin perasa buah naga dan warna  ungu bisa digunakan juice/ekstrak buah naga.
Bahan-bahan tersebut dicampur, dipasteurisasikan, dihomogenasikan, dan didinginkan dengan cepat. Setelah emulsi lemak dalam air tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama, kemudian dilewatkan dalam kamar yang suhunya cukup rendah untuk membekukan sebagian campuran. Pada saat yang sama udara dimasukkan dengan cara dikocok. Tujuan dari pembekuan dan aerasi ini adalah pembentukan buih yang stabil melalui destabilisasi parsial dari emulsi. Pengocokan tanpa pendinginan tidak akan memberikan buih yang stabil. Jika buih terlalu sedikit produknya akan tampak basah, keras dan sangat dingin. Sedang jika buihnya terlalu banyak maka produknya akan tampak kering. Sel-sel udara pada es krim harus berukuran sekitar 100 mikron. Jika sel udaranya terlalu besar, es krimnya akan meleleh dengan cepat. Sedang jika sel udaranya terlalu kecil maka buihnya akan terlalu stabil dan akan meninggalkan suatu ‘head’ ketika meleleh.
Es krim mempunyai struktur koloid yang kompleks karena merupakan buih dan juga emulsi. Buih padat terjadi karena adanya lemak teremulsi dan juga karena adanya kerangka dari kristal-kristal es yang kecil dan terdispersi didalam larutan makromolekular berair yang telah diberi gula. Peranan emulsifier (misalnya: SP) adalah untuk membantu stabilisasi terkontrol dari emulsi didalam freezer. Emulsifier ini berguna untuk membangun distribusi struktur lemak dan udara yang menentukan dalam membentuk sifat rasa/tekstur halus dan pelelehan yang baik. Dalam Praktikum ini Emulsifier yang digunakan adalah Emulsifier jenis SP dan Kuning Telur. Untuk stabilisernya bisa digunakan polisakarida dan ini berfungsi sebagai penambah viskositas.Stabilisasi gelembung-gelembung udara pada es krim juga terjadi karena adanya kristal-kristal es dan fasa cair yang sangat kental. Stabiliser polisakarida menaikkan kekentalan fasa cair, seperti juga gula pada padatan non-lemak dari susu. Stabiliser-stabiliser ini juga dikatakan dapat memperlambatan pertumbuhan kristal-kristal es selama penyimpanan. Hal ini karena jika kristal-kristal esnya terlalu besar maka akan terasa keras di mulut.
Pengocokan atau pengadukan merupakan kunci dalam pembuatan es krim karena itu selama proses pembekuan, adonan harus diguncang-guncang (Didikaem, 2006). Proses pengguncangan ini mempunyai dua tujuan . Tujuan yang pertama untuk mengecilkan ukuran kristal es yang terbentuk. Dan tujuan yang kedua dari proses ini supaya terjadi pencampuran udara ke dalam adonan es krim. Gelembung-gelembung udara yang tercampur ke dalam adonan es menghasilkan busa yang seragam / homogen (Ismunandar, 2004). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengadukan pada saat pendinginan ini akan merusak membram protein yang mengelingi globula-globula lemak, dan jika membran protein ini rusak maka globukaglobula lemak dapat saling mendekat dan kemudian krim akan naik ke permukaan. Hal seperti ini jelas tidak diinginkan dalam pembuatan es krim. Cara mencegah naiknya krim ke permukaan adalah dengan menambahkan emulsifier pada campuran. Molekul emulsifier ini akan menggantikan membran protein.

C.    Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis,10 Mei 2018 jam 10.00 WIB-Selesai
Waktu          : Pukul 10.00 WIB
Tempat         : Rumah Sufyan Assaury (Jln Gunung Arjuno 12B)

D.    Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Mixer
b.      Whisk
c.       Sendok
d.      Rice Cooker
e.       Panci
f.       Kompor
g.      Baskom

2.      Bahan
a.       Tepung Maizena 3 SDM
b.      1 Butir Telur (Kuning Telur dan Putih Telur) dipisah
c.       Susu  UHT 260 mL
d.      Susu Kental Manis 185 mL
e.       Jus Buah Naga Secukupnya (600 mL air)
f.       SP ½ SDM dicairkan menggunakan rice cooker

E.     Cara Kerja
1.      Larutkan tepung maizena sebanyak 3 SDM ke 60 mL susu UHT hingga tercampur rata.
2.      Masukkan kuning telur, larutan tepung maizena, susu UHT 200 mL dan Susu Kental manis 185 mL lalu kocok menggunakan whisk hingga tercampur rata.
3.      Setelah tercampur rata, masak semua bahan lalu masukkan kuning telur.
4.      Masak bahan tersebut hingga mendidih ditandai dengan permukaan yang meletup-letup dengan api kecil sambil diaduk rata.
5.      Tuang ke cetakan dan masukkan ke freezer selama 5 jam hingga sempurna membeku.
6.      Setelah membeku, Tuang ke Baskom lalu di mixer hingga lembut selama 15 menit.
7.      Sambil melakukan pemixeran masukkan SP sedikit demi sedikit masuk SP yang sudah dicairkan.
8.      Setelah SP diyakini sudah tercampur rata masukkan pula sedikit demi sedikit jus buah naga hingga adonan es krim menjadi berwarna ungu.
9.      Lalu setelah selesai dimixer masukkan kembali ke freezer hingga 8 jam dan lakukan sebanyak 4 kali hingga adonan menjadi lembut.

F.     Hasil dan Pembahasan
Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi di udara. Sel-sel udara yang ada berperan untuk memberikan tekstur lembut pada es-krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak. Tidak lain berupa busa (gas yang terdispersi dalam cairan) yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak senagai wujud padat, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak lima komponen, yaitu krim,skim, air, gula dan stabilizer.
Langkah-langkah pada cara kerja mencakup proses pembuatan es krim yaitu:
1.      Pada langkah 2-3 pada cara kera ialah proses pencampuran atau mixing hal ini bertujuan menghomogenkan campuran agar tidak menggumpal pada proses pasteurisasi serta mencampurkan gula (Susu Kental Manis) dan Kuning Telur  agar meningkatkan kemampuan whipping.
2.      Pada langkah 4 ialah proses pasteurisasi bertujuan membunuh kuman atau patogen pada adonan serta membantu proses pelarutan bahan yang dikentalkan oleh tepung maizena.
3.      Pada langkah  6 ialah proses homogenisasi bertujuan untuk mengecilkan partikel lemak susu sehingga mengikat udara untuk membuat protein menempel pada permukaan lemak.
4.      Pada langkah 9 ialah Aging dan. Aging pada langkah kerja ialah memasukkan adonan kembali dalam freezer dan melakukan pemixeran agar kristal-kristal lemak menyatu dengan air yang mengakibatkan es krim menjadi lembut. Setelah di mixer tentu dimasukan dalam freezer agar menjadi beku kembali (freezing).
Pada proses pembuatan tersebut memiliki komponen berupa bahan-bahan yang memiliki fungsi nya masing-masing yaitu:
1.      Tepung maizena
       Tepung Maizena digunakan sebagai pengental adonan agar es krim tidak mudah meleleh. Tepung maizeena dilarutkan dalam susu UHT dikarenakan susu mengandung kasein yang menjadi stabilisator sehingga tidak terjadi penggumpalan pada adonan es krim. (Wicaksono.2014)
2.      Telur
       Telur yang digunakan ialah 2 bagian yaitu: (1) Kuning Telur berfungsi sebagai emulsifier agar pencampuran antara lemak susu dan maizena yang dilarukan menjadi satu. Hal ini dikarenakan kuning Telur mengandung lesitin yang berperan sebagai agen emulsifier. (2)Putih Telur berfungsi sebagai pelembut dan peringan agar tekstur es krim menjadi lembut dan tidak keras. (Dwinoviya.2015)
3.      Susu UHT (Skim)
       Susu UHT berfungsi sebagai sumber lemak dan  padatan bukan lemak pada pembuatan es krim. (Aldina.2014)
4.      Susu Kental Manis
       Susu Kental Manis berperan sebagai krim sekaligus gula.
a.       Krim berfungsi sebagai penambah sumber lemak karena lemak susu UHT kurang menghasilkan es krim yang lembut dan meningkatkan kekayaan rasa dari es krim yang dihasilkan. (Aldina.2014)
b.      Gula digunakan untuk pemanis pada es krim.
5.      Emulsifier Buatan (SP)
             SP digunakan sebagai pengemulsi buatan agar lemak susu dan udara terdistribusi dengan baik sehingga menghasilkan tekstur yang halus dan pelelehan yang baik. SP ini pula mencegah naiknya krim ke permukaan dengan cara menggantikan membran protein pada lemak susu. Namun SP digunakan untuk bahan alternatif pengemulsi dikarenakan semakin banyak SP digunakan akan menyebabkan es krim cepat meleleh karena besarnya sel udara. (Kurniawan, Kelvin & Anggi Noviar S.2014).
6.      Buah Naga


Gb 2
Buah Naga jenis Hylocereus costaricensis
            Buah Naga jenis Hylocereus costaricensis digunakan sebagai perisa dan pewarna alami. Buah Naga ini mengandung gula jenis fruktosa  yang baik dijadikan pengganti mengurangi kadar sukrosa atau glukosa yang berlebih pada es krim.Buah Naga jenis ini menghasilkan warna ungu kemerahan yang sebagai pewarna alami. Banyaknya jus buah naga digunakan secukupnya agar didapatkan warna dan rasa buah naga yang diinginkan.
       Selain hal diatas Buah Naga memiliki serat (3%) dan air (87) yang tinggi yang berguna untuk melancarkan pencernaan.  Serta tingginya kadarnya vitamin C (20,5%)  yang berperan sebagai antioksidan.(Luthfia.2015)



Gb 3
Es Krim Jus Buah Naga

Pembuatan Es Krim Jus Buah Naga dilakukan dengan cara dispersi mekanik. Dispersi mekanik adalah cara untuk memperkecil zat terdispersi sebelum didispersikan ke dalam medium pendispersi. Dispersi yang dilakukan mengubah partikel kasar terdapat lemak susu menjadi koloid menggunakan mixer.
Setelah dilakukan pemixeran, pemixeran ke-4 menghasilkan es krim yang lembut dikarenakan ukuran kristal es yang terbentuk menjadi kecil dan gelembung udara yang masuk dalam adonan es krim yang berubah busa dapat seragam (Ismunandar.2004). Namun pemixeran harus dilakukan saat dingin agar menghasilkan buih yang stabil (Kurniawan,Kelvin & Anggi Noviar.S.2014). jika buih terlalu banyak atau sedikit akan mengakibatkan adonan tampak keras dan kaku. Pemixeran dilakukan 15 menit agar emulsi SP dan emulsi antara lemak susu dan air tercampur merata menghasilkan adonan es krim yang lembut. Penambahan jus Buah Naga agar es krim menjadi sehat untuk dikonsumsi karena manfaat dari kandungan Buah Naga tersebut.
G.    Kesimpulan
Es Krim merupakan salah satu produk koloid. Es Krim ialah koloid yang memiliki struktur yang kompleks karena tergolong dalam buih dan emulsi. Buih terjadi karena lemak susu teremulsi oleh kuning telur dan SP yang bersifat emulsifier melalui proses dispersi mekanik dengan cara pemixeran. Pemixeran sebanyak 4 kali menghasilkan adonan Es krim paling lembut karena ukuran kristal es menjadi lebih kecil dan berubah menjadi busa yang berbentuk seragam. Penambahan jus Buah Naga  digunakan agar Es Krim menjadi sehat dikonsumsi karena manfaat dari kandungan Buah Naga tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Aldina.2014. Es Krim: Fungsi Bahan dan Proses Pembuatan. http://penaaldina.blogspot.co.id/2014/12/es-krim-fungsi-bahan-dan-proses.html diakses 27 Mei 2018  diakses 9 Juni 2018
Anymous.2013.Pembuatan Es Krim.
Dwinoviya,Kimiko.2015. Ice Cream. http://kimikodwinoviya.blogspot.co.id/2015/12/icecream-es-krim-merupakan-produk.html  Diakses 10 Juni 2018
Didinkaem. 2006. Es krim Nan Menggoda. http://www.halalguide.info/content.view/628. diakses 10 Juni 2018
Ismunandar.2004. Dibalik Lembutnya Es Krim. http://www.kimianet.lipi/go.id. diakses 10 Juni 2018
Luthfia, Naura.2015. Manfaat Buah Naga Merah Bagi Kesehatan. http://www.manfaatonline.com/manfaat-buah-naga-merah-bagi-kesehatan. diakses 10 Juni 2018
Wicaksono,Benny.2014. Praktikum Es Krim (Koloid). http://bennysupermoto24.blogspot.com/2014/02/praktikum-kimia-es-krim-koloid.html diakses 10 Juni 2018

Komentar