Guru Mata Pelajaran : Rismarini Wijayanti,S.Pd
Makalah Desain Kemasan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
.
Latar Belakang
Pada
dunia pemasaran persaingan merupakan hal yang lumrah dan wajar. Maka dari itu
berbagai usaha dilakukan dalam upaya memenangkan persaingan ini. Salah satu
diantaranya adalah membuat desain kemasan produk yang menarik sehingga
dapat mengundang konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan. Menurut
Christine Suharto Cenadi, daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas dari
kemasannya. Kemasan merupakan “pemicu” karena ia langsung berhadapan dengan
konsumen. Karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan
respon positif.
Desain kemasan belum begitu populer, karena pemahaman tentang manfaatnya belum dirasakan.
Desain kemasan belum begitu populer, karena pemahaman tentang manfaatnya belum dirasakan.
Disamping
itu untuk usaha-usaha mikro dan idustri kecil rumahan, kemasan masih dipandang
hanya sebagai pembungkus semata bukan sebagai media pemikat konsumen. Demikian
juga kemasan masih dianggap penyebab ongkos produksi tinggi.
Keberhasilan pemasaran suatu barang, tidak hanya ditentukan oleh mutu barang serta usaha promosi yang dilakukan, tetapi juga dalam upaya yang sama oleh mutu dan penampilan kemasan itu sendiri.
Keberhasilan pemasaran suatu barang, tidak hanya ditentukan oleh mutu barang serta usaha promosi yang dilakukan, tetapi juga dalam upaya yang sama oleh mutu dan penampilan kemasan itu sendiri.
Untuk
kenyataan ini kita kenal filsafat pemasaran yang sudah lazim sejak abad ke 19
di Inggris “the product is the package”, barang produk ditentukan oleh
kemasannya sendiri. Kesadaran akan kemasan adalah bagian yang tak terpisah dari
barang produk, sehingga tidak mengherankan bila sebuah biro perencanaan grafis
bersikap “Kami tak dapat menaikkan mutu barang produk, karena itu kami
tingkatan kemasannya”.
Tujuan utama desain grafis, tidak saja menciptakan desain atau perencanaan fungsional estetis, tetapi juga yang informatif dan komunikatif dengan masyarakat. Bila dilengkapi dengan pengertian psikologi massa, dan teori-teori pemasaran (ekonomi), maka karya-karya desain grafis ini dapat merupakan alat promosi dengan yang sangat ampuh.
Tujuan utama desain grafis, tidak saja menciptakan desain atau perencanaan fungsional estetis, tetapi juga yang informatif dan komunikatif dengan masyarakat. Bila dilengkapi dengan pengertian psikologi massa, dan teori-teori pemasaran (ekonomi), maka karya-karya desain grafis ini dapat merupakan alat promosi dengan yang sangat ampuh.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pengemasan?
2. Bagaimana
persyaratan bahan pengemas ?
3. Apa
yang dimaksud dengan desain kemasan, bahasa desain kemasan dan labelling
C.
Manfaat
Untuk memahami lebih jauh tentang
pengemasan dan desain kemasan serta dapa mengetahui bagaimana kemasan yang
baik.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengemasan
Pengemasan
merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan,
didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus
dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada
di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,
benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu
hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi
wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli.
Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam
perencanaannya.
B.
Persyaratan
Bahan kemas
Dalam menentukan fungsi
perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu
produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen tergantung
pada kondisi bahan mentah, metoda pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan
demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Kemampuan/daya
membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan,
distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.
2. Kemampuan
melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan dari
udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis,
kontaminasi mikroorganisme.
3. Kemampuan
sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan
penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan
perhatian.
4. Persyaratan
ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat
dan tempat tujuan pemesan.
5. Mempunyai
ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah
dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.
Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :
Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :
a) Permeabel
terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).
b) Bersifat
non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga
dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas.
c) Kedap
air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya).
d) Kuat
dan tidak mudah bocor.
e) Relatif
tahan terhadap panas.
Mudah dikerjakan secara
massal dan harganya relatif murah
C.
Desain
Kemasan
1. Pengertian
Desain merupakan
seluruh proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan sesuatu
dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika untuk memenuhi
kebutuhan manusia.Desain adalah konsep pemecahan masalah
rupa, warna, bahan, teknik, biaya, kegunaan dan pemakaian yang diungkapkan
dalam gambar dan bentuk.Penampilan yang baik dari kemasan dapat meningkatkan
penjualan dari produk yang dikemas. Promosi dari produk sangat erat kaitannya
dengan perilaku saingan dan perilaku konsumen. Banyak metode promosi yang dapat
dilakukan seperti promosi melalui media massa, papan di jalanan, dan ini
terutama dilakukan apabila produsen ingin memperkenalkan produk barunya. Untuk
promosi setelah produk tersebut dikenal oleh konsumen, maka pengemasan produk
memegang peranan yang penting. Berdasarkan pengamatan, banyak konsumen memilih
satu jenis produk setelah melihat kemasannya. Hal ini dapat terjadi jika
kemasan tersebut memberikan informasi yang cukup bagi calon
pembeli, serta mempunyai desain yang menarik pembeli. Desain kemasan yang
menarik, biasanya diperoleh setelah melalui penelitian yang cukup panjang
mengenai selera konsumen, yang kemudian diterjemahkan dalam desain grafis
cetakan. Desain yang baik tergantung pada keahlian desainer, jenis tinta, bahan
dan mesin pencetak.
Gb 1 Pembuatan Desain kemasan menggunakan aplikasi grafis |
Perkembangan industri yang pesat menyebabkan kemasan menjadi faktor yang penting dalam pengangkutan dan penyimpanan barang-barang sesuai dengan perkembangan pasar lokal menjadi pasar nasional bahkan internasional. Pendapatan atau kemakmuran yang berkembang seiring dengan perkembangan industri, pada akhirnya menyebabkan konsumen dihadapkan pada pilihan yang beragam dari produk-produk yang bersaing untuk memperebutkan pasar. Hal ini mendorong pengusaha untuk mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu dengan memperkenalkan konsep branding untuk membangun personalitas produk yang dapat dikenali konsumen. Brand atau merk adalah nama, simbol, desain grafis atau kombinasi di antaranya untuk mengidentifikasi produk tertentu dan membedakannya dari produk pesaing. Nama brand yang dicetak dalam kemasan dapat menunjukkan citra produsen dan kualitas produk tertentu. Saat ini fungsi kemasan tidak hanya sebagai wadah untuk produk, tetapi sudah bergeser menjadi alat pemasaran. Pasar swalayan dan supermarket juga sudah berkembang dengan pesat, sehigga desain grafis pada kemasan produk juga semakin berkembang. Hal ini disebabkan karena pada pasar swalayan , kemasan dapat berfungsi sebagai wiraniaga diam yang dapat menjual suatu produk, dan perbedaan dalam bentuk dan dekorasi kemasan berpengaruh besar terhadap penjualan.
2. Faktor-faktor
penting dan persyaratan desain kemasan
a) Mampu
menarik calon pembeli.
Kemasan diharapkan
mempunyai penampilan yang menarik dari semua aspek visualnya, yang mencakup
bentuk, gambar-gambar khusus, warna, ilustrasi, huruf, merk dagang, logo dan
tanda-tanda lainnya. Penampilan kemasan menggambarkan sikap laku perusahaan
dalam mengarahkan produknya. Kurangnya perhatian akan kualitas produk dan
desain kemasan yang tidak menarik akan menyebabkan keraguan pembeli terhadap
produk tersebut. Penampilam suatu kemasan dapat bervariasi dengan perbedaan
warna, bentuk, ukuran, ilustrasi grafis, bahan dan cetakannya. Kombinasi dari
unsur-unsur tersebut dapat memantapkan identitas suatu produk atau perusahaan
tertentu.
Gb 2 Perpaduan seni visual dalam kemasan dapat menarik konsumen |
Bentuk dan penampilan kemasan sangat mempengaruhi keberhasilan penjualan produk di pasar swalayan, karena waktu yang diperlukan oleh konsumen untuk memutuskan membeli atau tidak suatu produk di pasar swalayan hanya satu seperlima detik. Pada situasi swalayan, kemasan harus menarik perhatian di antara produk-produk yang saling bersaing. Agar kemasan menjadi menarik, disainer harus dapat menciptakan kemasan dengan bentuk yang unik, paduan warna yang serasi, tipografi yang sesuai desain yang praktis, menarik dan sebagainya.
b) Menampilkan
produk yang siap jual
Ketika konsumen sudah tertarik untuk
membeli, pertimbangan konsumen berikutnya untuk menentukan membeli atau tidak
adalah isi kemasan (produk di dalamnya). Oleh karena itu kemasan harus dapat
menunjukkan kepada pembeli isi atau produk yang dikemasnya. Kelebihan-kelebihan
dari produk harus dapat ditonjolkan pada kemasan, seakan-akan produk tersebut
memang disajikan untuk calon pembeli secara memuaskan. Sasaran konsumen dari
produk yang dijual ditunjukkan melalui desain kemasan, seperti misalnya
kelompok usia (makanan bayi, susu formula), jenis kelamin dan kelompok etnis.
Menurut Raphael (1969) hampir 70% dari pembelian di toko swalayan adalah
hasil pengambilan keputusan sejenak pada saat pembeli berada di toko
tersebut.Didapat 50% dari semua pembelian di toko swalayan adalah karena
dorongan hati. Kemasan harus mampu mengubah rencana pembeli untuk mengambil
suatu produk dari merek lain menjadi produk serupa yang disajikan. Ketika tidak
ada pilihan produk yang ditawarkan, keputusan konsumen untuk membeli atau tidak
relatif mudah. Akan tetapi pada pasar yang bersaing, produsen harus berusaha
untuk mempengaruhi pilihan konsumen. Hal ini berarti produsen perlu mengetahui
motivasi konsumen dalam memilih. Motivasi konsumen dalam memilih antara lain
karena:
1) murah,
2)sesuai dengan kebutuhan
3)kebanggaan.
Gb 3 Suatu Desain Kemasan dapat menonjolkan stereotip suatu kaum |
Pria akan lebih tertarik pada kemasan yang menunjukkan kejantanan, sedangkan wanita lebih menyukai produk yang tampak cantik. Anak muda lebih tertarik pada kemasan yang menggugah atau menggairahkan, sedangkan orangtua lebih konservatif. Disainer kemasan perlu mempelajari perilaku konsumen untuk menganalisa pengaruh kemasan terhadap pola pembelian konsumen, menemukan bagaimana kemasan diciptakan agar layak dalam lingkungan pasar yang makin kompleks, mengurangi waktu belanja, dan pengaruh kemasan dalam menarik mata pelanggan (eye catching). Minat konsumen untuk membeli dapat ditarik dengan memperagakan produk tersebut pada tempat yang menyenangkan, dalam bentuk yang menarik dengan dukungan latar belakang yang baik. Contohnya dapat kita lihat pada kemasan untuk biskuit tertentu yang digambarkan langsung sehingga mengundang selera, kosmetik dan alat-alat rias wanita di diberi kemasan yang berkesan glamour dengan menggunakan ilustrasi keindahan, wanita yang rapi atau lukisan.
c) Informatif
dan komunikatif
Gagalnya fungsi kemasan
dapat menyebabkan produk yang dijual tidak akan pernah beranjak dari tempatnya.
Kemasan harus dapat dengan cepat menyampaikan pesan dan dengan jelas semua
informasi yang bersangkutan harus disampaikan kepada pembeli bahwa produk
tersebut akan memuaskan kebutuhan dan lebih baik dari merek produk lain yang
sejenis. Hal yang penting disampaikan di dalam kemasan adalah identitas produk,
yang akan mempermudah seseorang menjadi tertarik akan suatu merek dibanding
merek lain yang tidak jelas identifikasinya. Hal-hal yang dapat menunjukkan
identitas produk seperti warna, rasa, bentuk dan ukuran harus dapat diketahui
oleh konsumen melalui kemasan. Jenis atau identitas produk harus juga diberikan
porsi menonjol pada panel utama kemasan. Identifikasi jenis produk dapat
dicapai dengan menggunakan merek dagang dan logo. Penekanan
terakhir untuk jenis atau perusahaan dapat diwujudkan melalui penggunan
kata-kata dan simbol-simbol khusus. Penempatan yang menonjol dari merek dagang
atau logo membantu mengidentifikasi produk yang dikemas. Suatu produk dari
suatu perusahaan dapat membantu penjualan produk-produk lain dari perusahaan yang
sama. Kepuasan konsumen akan suatu produk akan mendorong pembeli untuk membeli
produk lain dari perusahaan yang sama. Falsafah Inggris yang menyatakan ”the
product is the package” atau barang produk ditentukan oleh kemasannya,
hendaknya diterapkan oleh produsen. Mutu kemasan dinilai dari kemampuan dalam
memenuhi fungsi yaitu kemasan dituntut untuk memiliki daya tarik lebih besar
daripada barang yang dibungkus (misalnya kemasan minyak wangi).
Gb 4 Pentingnya desain sebagai informasi dalam komunikasi produk dan konsumen |
Keberhasilan suatu
kemasan ditentukan oleh estetika dimana di dalamnya terkandung keserasian
antara bentuk dan penataan desain grafis tanpa melupakan kesan jenis, ciri atau
sifat barang yang diproduksi. Petunjuk yang lengkap untuk penggunaan produk dan
kemasan sangat penting. Pada produk-produk makanan, kemudahan memahami petunjuk
untuk menyiapkan dan menggunakan resep harus diikutsertakan. Petunjuk cara
membersihkan untuk jenis pakaian tertentu adalah contoh lain untuk informasi
penggunaan produk. Pada produk-produk yang membahayakan kesehatan pemakai, maka
kemasan harus menekankan agar pengguna berhati-hati dalam bekerja. Informasi
tentang cara penggunaan pada kemasan sangatlah membantu. Petunjuk yang benar
tentang cara membuka dan menutup kembali kemasan harus diberikan. Semua
gambaran yang menyenangkan, khususnya yang baru atau berbeda harus ditunjukkan.
Semua informasi yang dibutuhkan yang menyangkut undang-undang harus terlihat pada kemasan, meskipun persyaratan-persyaratan tersebut sangat tergantung pada klasifikasi produk termasuk hal-hal seperti nama dan alamat pembuat kemasan, berat bersih, kandungan-kandungannya dan pernyataan-pernyataan lain. Informasi ini harus ditulis dan ditunjukkan serta mudah dilihat, dibaca dan dimengerti oleh konsumen. Berat bersih, harus selalu diperlihatkan pada label kemasan.
Semua informasi yang dibutuhkan yang menyangkut undang-undang harus terlihat pada kemasan, meskipun persyaratan-persyaratan tersebut sangat tergantung pada klasifikasi produk termasuk hal-hal seperti nama dan alamat pembuat kemasan, berat bersih, kandungan-kandungannya dan pernyataan-pernyataan lain. Informasi ini harus ditulis dan ditunjukkan serta mudah dilihat, dibaca dan dimengerti oleh konsumen. Berat bersih, harus selalu diperlihatkan pada label kemasan.
d) Menciptakan
rasa butuh terhadap produk
Banyak produk dengan jenis yang sama
tetapi merk berbeda terdapat di pasaran, yang menyebabkan terjadinya persaingan
antar produsen. Raphael (1963) mengemukakan hasil studi mengenai ”The 7th Du
Pont Consumer Buying Habits”, yaitu bahwa 62,6 persen pembeli yang diwawancarai
di toko swalayan tidak memiliki daftar belanja. Karena itu kondisi sesaat,
seperti telah diuraikan dimuka, dapat merebut hati pembeli untuk dapat merebut
hati pembeli untuk memilih produk yang ditampilkan. Kemasan yang dapat
menimbulkan minat yang kuat terhadap produk akan terpilih pada waktu yang cukup
lama. Salah satu cara untuk menimbulkan minat terhadap suatu produk
adalah dengan mengingatkan calon pembeli terhadap iklan yang
pernah dibuat. Kemasan harus mampu menerangkan dengan jelas iklan tersebut.
Ikon-ikon mengenai manfaat kesehatan, prestise, kemewahan yang ditonjolkan pada
kemasan akan dapat menunjang pemenuhan kebutuhan psikologis dan memudahkan
pembelian produk tersebut. Dengan meningkatkan ingatan membeli akan iklan,
penekanan pada kesenangan dan penunjangan fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan
psikologis, kemasan dapat membantu menimbulkan rasa butuh terhadap produk
tersebut.
D. BAHASA DESAIN KEMASAN
Unsur-unsur
atau bahasa desain grafis yaitu bahasa visual atau bahasa simbol yang
diungkapkan melalui bentuk, ilustrasi-ilustrasi, warna dan
huruf.
1. Bentuk
Kemasan
Perbedaan bentuk
kemasan suatu produk dengan produk pesaing dapat mengingatkan konsumen akan
produk tersebut, walaupun mereka sendiri mungkin tidak teringat lagi. Parfum
Charlie akan mudah dikenali dari bentuknya yang menyerupai bola tenis, botol
sirup Marjan dan sirup Tessty yang spesifik juga mudah untuk dikenali. Bentuk
dan warna kemasan yang spesifik mempunyai daya tarik tersendiri. Dengan bentuk
dan warna yang diperbarui, kadang-kadang menimbulkan kesan bahwa mutu produk
tersebut diperbarui pula. Kemasan dengan ukuran yang berbeda memungkinkan
pembeli dari tingkat pendapatan yang berbeda untuk membeli produk yang sama.
Dengan kombinasi bentuk, warna, dan ukuran kemasan yang berbeda, perusahaan
dapat meningkatkan penjualan hasil produksinya. Bentuk kemasan harus
berhubungan dengan produk. Suatu contoh yang baik dalam hal ini adalah upaya
beberapa pabrik minuman ringan dalam mengemas minuman-minuman diet dalam botol
botol yang terlihat ramping. Pabrik- pabrik kosmetika melakukan pekerjaan yang
sangat baik dalam merencanakan kesan kewanitaan melalui bentuk-bentuk kemasan
khusus untuk krim, obat-obatan pencuci, lipstik dan alat-alat bantu perawatan.
Hal ini dapat ditemukan pada kemasan-kemasan yang didesain untuk industri
parfum.
Gb 5 Pemilihan Bentuk Kemasan sebagai pelindung sekaligus alat penarik konsumen |
Kemasan dengan alas yang berisi memudahkan penanganan dan penumpukan di tingkat penyalur. Kemasan dari bumbu (saus) untuk selada adalah suatu contoh yang baik dari suatu usaha untuk membuat produk lebih mudah digunakan. Kemasan-kemasan gaya baru, seperti yang digunakan untuk zat pemutih dan cuka, dengan bentuk yang memungkinkan untuk mudah dipegang menjadikan penanganan yang mudah dan juga mengamankan produk yang dikemas. Perubahan gaya hidup masyarakat, dimana semakin banyaknya wanita yang bekerja, menyebabkan kebutuhan akan produk siap santap dalam kemasan yang sekali pakai (single-serve packaging) semakin meningkat. Dahulu jenis kemasan ini hanya untuk snacks, permen, minuman ringan dan mi instan. Saat ini sudah banyak dikembangkan untuk bahan pangan lain mulai dari bahan pangan untuk sarapan hingga makanan dengan lauk pauk yang lengkap (full-five course meal). Target konsumennya juga bervariasi dari anak-anak hingga orang dewasa.
2. Ilustrasi
dan dekorasi
Gb 6 Penambahan Ilustrasi dan Dekorasi sebagai penimbul minat konsumen untuk membeli produk |
Ilustrasi grafis dan fotografi memudahkan produsen memantapkan citra suatu produk. Fungsi utama ilustrasi adalah untuk informasi visual tentang produk yang dikemas, pendukung teks, penekanan suatu kesan tertentu dan penangkap mata untuk menarik calon pembeli. Gambar tersebut dapat berupa gambar produk secara penuh atau terinci, serta dapat juga merupakan hiasan (dekorasi). Sebaiknya gambar tidak mengacaukan pesan yang akan disampaikan. Gambar dan simbol dapat menarik perhatian dan mengarahkan perhatian pembeli agar mengingatnya selama mungkin. Disertai penggunaan bahasa yang umum yang dengan cepat dapat dimengerti oleh setiap orang. Ilustrasi kemasan biasanya merupakan hal pertama yang diingat konsumen sebelum membaca tulisannya. Suatu ilustrasi yang baik harus:
a) berfungsi
lebih dari sekedar menggambarkan produk atau menghiasi kemasan
b) menimbulkan
daya tarik dan minat, sehingga akan lebih cepat dan efektif
daripada pesan tertulis,sesuai dengan keyakinan dan
selera pemakai
c) mengikuti
perkembangan dan perubahan sejalan dengan perubahan minat dan cara hidup target
kelompok konsumen.
d) tidak
berlebihan atau kurang sesuai karena akan membingungkan konsumen.Foto atau
ilustrasi diperlukan untuk menggambarkan produk olahan dalam bentuk yang lebih
menarik. Sebagai contoh kotak karton untuk mengemas beras kencur, gula asam dan
sorbat oleh industri jamu. Perancang biasanya menggambarkan gambar-gambar yang
abstrak untuk ilustrasi bagi produk kosmetik, farmasi, perawatan tubuh dan
lain-lain.
3. Warna
Gb 7 Pemilihan warna pada kemasan menimbulkan suatu reaksi psikologis pada konsumen |
Warna kemasan merupakan hal pertama yang
dilihat konsumen (eye catching) dan mungkin mempunyai pengaruh yang terbesar
untuk menarik konsumen. Pengaruh utama dari warna adalah menciptakan reaksi
psikologis dan fisiologis tertentu, yang dapat digunakan sebagai daya tarik
dari desain kemasan. Sehubungan dengan kesan fisilogis atau psikologis maka ada
dua 2 golongan warna yang dikenal, yaitu:
a) Warna
panas (merah, jingga, kuning), dihubungkan dengan sifat spontan, meriah,
terbuka, bergerak dan
menggelisahkan),
b) Warna
dingin (hijau, biru dan ungu), dihubungkan dengan sifat tertutup, sejuk,
santai, penuh pertimbangan.
Kesan psikologis dan fisilogis dari masing-masing warna antara lain adalah :
Kesan psikologis dan fisilogis dari masing-masing warna antara lain adalah :
(a). Biru :dingin, martabat
tinggi
(b). Merah : berani,semangat,panas
(c). Oranye : kehangatan,enerjik
(d). Hijau : alami,tenang
(e). Putih
: suci,bersih
(f). Kuning : kehangatan
(g). Coklat : manis, bermanfaat
(h). Pink : lembut, kewanitaan
Oranye
dan merah merupakan warna-warna yang menyolok dan dinilai mempunyai daya tarik
yang besar. Pada kemasan, warna biru dan hitam jarang digunakan sebagai warna
yang berdiri sendiri, tetapi dipadukan dengan warna lain yang kontras, seperti hitam
dengan kuning, biru dengan putih atau warna lainnya.
Warna-warna
yang sederhana lebih mudah diingat dan memiliki kekuatan besar dalam
menstimulasi penjualan, sementara warna-warna aneh dan eksotis cepat dilupakan
dan biasanya berpengaruh kecil di pasaran. Pemilihan warna oleh konsumen sangat
sukar ditentukan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan dan budaya,
karena pemilihan warna tidak pernah tetap, tetapi senantiasan berubah.
Faktor-faktor
yang menenukan pemilihan warna di antaranya adalah kondisi ekonomi, tingkat
umur, jenis kelamin Kondisi ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pemilihannya
terhadap warna. Warna cerah dan riang lebih populer pada waktu-waktu resesi dan
warna-warna konservatif dipilih pada waktu-waktu sukses. Pemilihan warna juga
beragam untuk tiap tingkatan umur. Anak-anak kecil di bawah usia 3 tahun
menyukai warna merah, dari usia 3-4 tahun menyukai kuning. Anak-anak muda
menyukai warna warna lembut dan yang lebih tua menyukai warna meriah, walaupun
sebagian merasa terbatas dan menentukan warna yang lebih konservatif. Jenis
kelamin juga berperan dalam pemilihan warna, wanita umumnya menyukai warna
merah, sedangkan pria cenderung menyukai warna biru. Warna pada kemasan dapat
berfungsi untuk:
a) Menunjukkan
ciri produk
Warna kemasan dapat
menunjukkan karakteristik produk yang dikemasnya. Warna pink atau merah jambu
sering digunakan untuk produk-produk kosmetika, warna hijau yang terpadu dalam
kemasan permen menunjukkan adanya flavor mint. Kombinasi biru dan putih pada air
mineral atau pasta gigi memberi kesan bersih dan higenis. Warna juga
berhubungan erat dengan
rasa pada makanan,
seperti :
(a). Merah
dapat berarti pedas atau mungkin rasa manis
(b). Kuning
menunjukkan rasa asam
(c). Biru
dan putih umumnya menunjukkan rasa asin
(d). Hitam
diartikan pahit
b) Diferensiasi
produk
Warna dapat menjadi
faktor terpenting dalam memantapkan identitas produk suatu perusahaan, seperti
warna kuning pada produk Eastman Kodak. Warna sering digunakan sebagai salah
satu cara untuk melakukan diferensiasi produk lini,
seperti pada kosmetika.
c) Menunjukkan
kualitas produk
Warna dapat
disosialisasikan dengan kualitas suatu produk, seperti warna emas, maroon dan
ungu sering dikaitkan sebagai produk mahal dan simbol status, sedangkan untuk
produk-produk murah atau produk konsumsi masa sering ditunjukkan dengan warna
kuning. Persyaratan yang diperlukan untuk memilih warna dalam pengemasan dan
pemasaran adalah sebagai berikut:
(a). Warna
kemasan hendaknya menarik, merangsang rasa, pandangan dan penciuman
dengan penampilan visualnya sehingga
menimbulkan minat pembeli.
Warna dapat disosialisasikan dengan kualitas suatu produk, seperti warna emas, maroon dan ungu sering dikaitkan sebagai produk mahal dan simbol status, sedangkan untuk produk-produk murah atau produk konsumsi masa sering ditunjukkan dengan warna kuning. Persyaratan yang diperlukan untuk memilih warna dalam pengemasan dan pemasaran adalah sebagai berikut:
Warna dapat disosialisasikan dengan kualitas suatu produk, seperti warna emas, maroon dan ungu sering dikaitkan sebagai produk mahal dan simbol status, sedangkan untuk produk-produk murah atau produk konsumsi masa sering ditunjukkan dengan warna kuning. Persyaratan yang diperlukan untuk memilih warna dalam pengemasan dan pemasaran adalah sebagai berikut:
(a). Warna
kemasan hendaknya menarik, merangsang rasa, pandangan dan penciuman
dengan penampilan visualnya sehingga
menimbulkan minat pembeli.
(b). Warna
yang digunakan diharapkan mempunyai nilai yang baik untuk diingat. Dapat
menunjang ingatan dan pengakuan yang baik akan jenis atau produk tersebut.
Karena kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi warna-warna tertentu dapat
menurunkan kemampuannya untuk mengingat produk tersebut, maka penggunaan
warna-warna yang eksotis
dan tidak layak harus
dihindari.
(c). Untuk
penjualan secara swalayan, kisaran warna harus dibatasi. Warna-warna murni yang
cerah biasanya lebih disukai. Untuk penjualan dengan menggunakan pelayanan dan
penjualan ”door to door”, ukuran kisaran warna yang lebih luas dapat digunakan.
Seperti halnya warna cerah, warna-warna murni memiliki nilai emosional
tertinggi dan harus digunakan pada penjualan secara swalayan. Warna-warna
tenang dan lembut dapat digunakan dan mempunyai pengaruh yang baik untuk
benda-benda yang mahal yang tidak dijual
secara swalayan
(d). Warna
dipilih untuk menarik perhatian pembeli. Jenis kelamin, status ekonomi,
kelompok umur, lokasi geografis dan faktor-faktor lain yang akan membantu dalam
penentuan warna yang menarik untuk digunakan pada berbagai
situasi pemasaran.
(e). Warna-warna
kemasan tidak hanya harus menciptakan atau menimbulkan minat dalam penyaluran
dalam jumlah besar, tapi juga harus disenangi di rumah
tangga.
(f). Diperlukan
suatu seleksi yang teliti tentang jenis dan intensitas penerangan di toko atau
tempat-tempat yang digunakan untuk barang atau bahan pangan yang dikemas. Lampu
penerangan berpengaruh nyata terhadap warna-warna kemasan. Warna kemasan dapat
berubah atau menyimpang jika dipandang di bawah pengaruh dua warna cahaya
yang berbeda.
(g). Warna
kemasan harus dapat mencirikan bagian-bagian kemasan. Bagian kemasan yang perlu
diperlihatkan lebih tajam dapat diberi warna yang dominan.
(h). Cetakan
Kemasan
Gb 8 Cetakan pada suatu kemasan |
Pada kemasan sering dituliskan isi dari kemasan dan cara penggunaannya.Cetakan
yang sederhana, jelas, mudah dibaca dan disusun menarik pada desain kemasan
dapat membantu memasarkan produk, Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menampilkan cetakan pada kemasan
adalah:
1) Tata
letak (lay out). Tulisan pada permukaan kemasan hendaknya mudah dibaca. Informasi
dasar yang ditampilkan pada bagian muka meliputi identitas perusahaan atau
merk, nama produk dan deskripsinya, manfaat untuk konsumen, dan
keperluan-keperluan hukum. Bagian belakang atau bagian dalam kemasan dapat
digunakan lebih bebas.
2) Huruf.
Huruf besar atau huruf kapital memudahkan untuk dibaca daripada huruf kecil, dan huruf yang ditulis renggang lebih mudah dibaca daripada huruf yang ditulis rapat. Penggunaan huruf-huruf untuk memberi informasi pada label kemasan hendaknya cukup jelas. Kata-kata dan kalimatnya harus singkat agar mudah dipahami. Bentuk huruf dan tipografi tidak saja berfungsi sebagai media komunikasi, tapi juga merupakan dekorasi kemasan. Oleh karena itu huruf-huruf yang digunakan harus serasi. Dalam beberapa kasus, yaitu pada penjualan barang tidak secara swalayan, sifat kemudahan untuk dibaca dapat diabaikan.
Huruf besar atau huruf kapital memudahkan untuk dibaca daripada huruf kecil, dan huruf yang ditulis renggang lebih mudah dibaca daripada huruf yang ditulis rapat. Penggunaan huruf-huruf untuk memberi informasi pada label kemasan hendaknya cukup jelas. Kata-kata dan kalimatnya harus singkat agar mudah dipahami. Bentuk huruf dan tipografi tidak saja berfungsi sebagai media komunikasi, tapi juga merupakan dekorasi kemasan. Oleh karena itu huruf-huruf yang digunakan harus serasi. Dalam beberapa kasus, yaitu pada penjualan barang tidak secara swalayan, sifat kemudahan untuk dibaca dapat diabaikan.
3) Komposisi
standar dan proporsi masing-masing komponen produk hendaknya ditampilkan dengan
warna yang mudah dibaca, seperti tidak menggunakan warna kuning atau putih pada
dasar yang cerah.
4) Bentuk
permukaan. Cetakan pada permukaan yang datar lebih mudah dibaca daripada
cetakan pada permukaan yang bergelombang.
E.
Labelling
Label atau disebut juga etiket adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain yang tertulis, dicetak, distensil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apapun, pada wadah atau pengemas. Etiket tersebut harus cukup besar agar dapat menampung semua keterangan yang diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah lepas, luntur atau lekang karena air, gosokan atau pengaruh sinar matahari.
Label atau disebut juga etiket adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain yang tertulis, dicetak, distensil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apapun, pada wadah atau pengemas. Etiket tersebut harus cukup besar agar dapat menampung semua keterangan yang diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah lepas, luntur atau lekang karena air, gosokan atau pengaruh sinar matahari.
Gb 9 Ragam Informasi dalam suatu label kemasan |
Berdasarkan
Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 yang dimaksud dengan label pangan adalah
setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam,
ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Pada Bab IV Pasal 30-35
dari Undang-Undang ini diatur hal-hal yang berkaitan dengan pelabelan dan periklanan
bahan pangan.
a) Tujuan
pelabelan pada kemasan adalah:
memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka kemasan
memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka kemasan
b) sebagai
sarana komunikasi antara produsen dan konsumen tentang hal-hal dari produk yang
perlu diketahui oleh konsumen , terutama yang kasat mata atau yang tidak
diketahui secara fisik
c) memberi
peunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk
yang optimum
d) sarana
periklanan bagi konsumen
e) memberi
rasa aman bagi konsumen
Informasi yang
diberikan pada label tidak boleh menyesatkan konsumen. Pada label kemas
khususnya untuk makanan dan minuman, sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal
berikut (Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 tentang Pangan) :
a) Nama
produk
Disamping nama bahan pangannya,
nama dagang juga dapat dicantumkan. Produk dalam negeri ditulis dalam bahasa
Indonesia, dan dapat ditambahkan dalam bahasa Inggris bila perlu. Produk dari
luar negeri boleh dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia.
b) Daftar
Bahan
Daftar bahan
yang digunakan.Ingradien penyusun produk termasuk bahan
tambahan makanan yang digunakan harus dicantumkan secara lengkap. Urutannya
dimulai dari yang terbanyak, kecuali untuk vitamin dan mineral. Beberapa
perkecualiannya adalah untuk komposisi yang diketahui secara umum atau makanan
dengan luas permukaan tidak lebih dari 100 cm2, maka ingradien tidak perlu
dicantumkan.
c) Berat
bersih
Berat bersih dinyatakan dalam satuan
metrik. Untuk makanan padat dinyatakan dengan satuan berat, sedangkan makanan
cair dengan satuan volume. Untuk makanan semi padat atau kental dinyatakan
dalam satuan volume atau berat. Untuk makanan padat dalam cairan
dinyatakan dalam bobot tuntas.
d) Nama
dan Alamat
pihak yang memproduksi atau memasukkan
pangan ke dalam wilayah Indonesia label harus mencantumkan nama dan alamat
pabrik pembuat/pengepak/importir. Untuk makanan impor harus dilengkapi dengan
kode negara asal. Nama jalan tidak perlu dicantumkan apabila sudah tercantum
dalam buku telepon.
e) keterangan
tentang halal
f) Pencantuman
tulisan halal diatur oleh keputusan bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Agama
Mo. 427/MENKES/SKB/VIII/1985. Makanan halal adalah makanan yang tidak
mengandung unsur atau bahan yang terlarang/haram dan atau yang diolah menurut
hukum-hukum agama Islam.
Gb 10 Penempelan label halal menunjjukan produk aman untuk konsumen beragama islam |
Produsen yang mencantumkan tulisan halal pada label/penandaan makanan produknya bertanggung jawab terhadap halalnya makanan tersebut bagi pemeluk agama Islam. Saat ini kehalalan suatu produk harus melalui suatu prosedur pengujian yang dilakukan oleh tim akreditasi oleh LP POM MUI, badan POM dan Departemen Agama.
tanggal,bulan, dan tahun kedaluwarsa.Umur simpan produk pangan biasa dituliskan sebagai :
(a). Best
before date : produk masih dalam kondisi baik dan masih dapat dikonsumsi
beberapa saat setelah tanggal yang tercantum
terlewati
(b). Use
by date : produk tidak dapat dikonsumsi, karena berbahaya bagi kesehatan
manusia (produk yang sangat mudah rusak oleh mikroba) setelah tanggal yang
tercantum terlewati. Permenkes 180/Menkes/Per/IV/1985 menegaskan bahwa tanggal,
bulan dan tahun kadaluarsa wajib dicantumkan secara jelas pada label, setelah
pencantuman best before / use by. Produk pangan yang memiliki umur simpan 3
bulan dinyatakan dalam tanggal, bulan, dan tahun, sedang produk pangan yang
memiliki umur simpan lebih dari 3 bulan dinyatakan
dalam bulan
dan tahun. Selain itu keterangan-keterangan lain yang dapat dicantumkan pada label kemasan adalah nomor pendaftaran, kode produksi serta petunjuk atau cara penggunaan, petunjuk atau cara penyimpanan, nilai gizi serta tulisan atau pernyataan khusus.
Nomor pendaftaran untuk produk dalam negeri diberi kode MD, sedangkan produk luar negeri diberi kode ML. Kode produksi meliputi : tanggal produksi dan angka atau huruf lain yang mencirikan batch produksi. Produk-produk yang wajib mencantumkan kode produksi adalah :
dan tahun. Selain itu keterangan-keterangan lain yang dapat dicantumkan pada label kemasan adalah nomor pendaftaran, kode produksi serta petunjuk atau cara penggunaan, petunjuk atau cara penyimpanan, nilai gizi serta tulisan atau pernyataan khusus.
Nomor pendaftaran untuk produk dalam negeri diberi kode MD, sedangkan produk luar negeri diberi kode ML. Kode produksi meliputi : tanggal produksi dan angka atau huruf lain yang mencirikan batch produksi. Produk-produk yang wajib mencantumkan kode produksi adalah :
1) susu pasteurisasi,
strilisasai, fermentasi
dan susu bubuk
2) makanan
atau minuman yang
mengandung susu
makanan bayi
makanan bayi
3) makanan
kaleng yang komersial
daging dan hasil olahannya
daging dan hasil olahannya
Gb 11 Gizi suatu produk dinyatakan dalam label nutrition facts |
Petunjuk atau cara
penggunaan diperlukan untuk makanan yang perlu penanganan khusus sebelum
digunakan, sedangkan petunjuk penyimpanan diperlukan untuk makanan yang
memerlukan cara penyimpanan khusus, misalnya harus disimpan pada suhu dingin
atau suhu beku. Nilai gizi diharuskan dicantumkan bagi makanan dengan nilai
gizi yang difortifikasi, makanan diet atau makanan lain yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan. Informasi gizi yang harus dicantumkan
meliputi : energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral atau komponen
lain. Untuk makanan lain boleh tidak dicantumkan.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
1. Keberhasilan
pemasaran suatu barang, tidak hanya ditentukan oleh mutu barang serta usaha
promosi yang dilakukan, tetapi juga dalam upaya yang sama oleh mutu dan penampilan
kemasan itu sendiri.Penampilan yang baik dari kemasan dapat meningkatkan penjualan
dari produk yang dikemas.
2. Faktor-faktor
penting dan persyaratan desain kemasan :
Mampu menarik calon pembeli, Menampilkan produk yang
siap jual, Informatif dan
komunikatif, Menciptakan rasa butuh terhadap produk.
3. Unsur-unsur
atau bahasa desain grafis yaitu bahasa visual atau bahasa simbol yang
diungkapkan melalui bentuk, ilustrasi-ilustrasi, warna dan
huruf meliputi Bentuk Kemasan, Ilustrasi dan dekorasi, Warna, Cetakan Kemasan.
B. Saran
Untuk
pelaku usaha kecil menengah diharapkan lebih mengenal lagi bahwa kemasan dapat
membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di
dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,
benturan, getaran), selain itu kemasan yang dirancang dengan baik dapat
meningkatkan nilai jual.
I i sumbernya gadicantumin?
BalasHapusafwan sebelumnya.... izin copas artikelnya ^^
BalasHapus